Warisan Kearifan Lokal Budaya Jawa: Harmoni Manusia dan Alam untuk Kehidupan Sehat
BUDAYA SEHAT + BAHAGIA
10/9/2025
Indonesia, dengan ribuan pulaunya, menyimpan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang luar biasa. Salah satunya adalah budaya Jawa, yang telah mengakar kuat selama berabad-abad. Lebih dari sekadar tradisi, budaya Jawa mewujud dalam filosofi hidup yang mengedepankan harmoni antara manusia dengan alam semesta. Kearifan lokal ini tidak hanya tercermin dalam seni dan adat istiadat, tetapi juga dalam praktik nyata menjaga kelestarian alam, termasuk plasma nutfah, demi kehidupan masyarakat yang sehat dan berkelanjutan.
Filosofi Jawa: Hidup Selaras dengan Alam
Inti dari kearifan lokal Jawa adalah pandangan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam. Konsep seperti sangkan paraning dumadi (asal-usul dan tujuan akhir kehidupan) dan manunggaling kawula Gusti (penyatuan hamba dengan Tuhan) seringkali diinterpretasikan dalam hubungan harmonis dengan lingkungan. Alam dipandang sebagai sumber kehidupan yang harus dihormati dan dijaga, bukan dieksploitasi. Alam wajib dihormati, bukan diperkosa. Tak heran jika masyarakat menyebutnya dengan istilah “Ibu Pertiwi”. Alam seperti figure ibu yang harus dihormati.
Pentingnya Menjaga Keseimbangan:
Upacara Adat: Banyak upacara adat Jawa, seperti sedekah bumi atau wiwitan, merupakan wujud syukur kepada Tuhan dan penghormatan kepada alam atas hasil panen. Ini bukan hanya ritual menyampaikan rasa syukur dengan bersedekah, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga kesuburan tanah.
Tata Ruang Tradisional: Penataan desa atau rumah tradisional Jawa seringkali mempertimbangkan arah mata angin, kontur tanah, dan keberadaan sumber air, menunjukkan pemahaman mendalam tentang ekosistem lokal.
Melestarikan Plasma Nutfah: Kekayaan Hayati yang Tak Ternilai
Salah satu wujud nyata dari kearifan lokal dalam menjaga alam adalah upaya melestarikan plasma nutfah. Plasma nutfah adalah materi genetik dari makhluk hidup (tumbuhan atau hewan) yang memiliki potensi untuk dikembangkan atau digunakan di masa depan. Masyarakat Jawa secara turun-temurun telah menjaga berbagai varietas lokal tanaman pangan, obat, dan rempah-rempah yang adaptif terhadap lingkungan setempat.
Contoh Pelestarian Plasma Nutfah:
Varietas Padi Lokal: Di berbagai daerah di Jawa, masih ditemukan petani yang menanam varietas padi lokal yang telah diwariskan leluhur. Meskipun mungkin tidak seproduktif varietas hibrida, padi lokal ini seringkali lebih tahan terhadap hama penyakit dan kondisi iklim ekstrem.
Tanaman Obat Tradisional: Pekarangan rumah di Jawa seringkali ditanami berbagai tanaman obat (TOGA), seperti kunyit, jahe, kencur, dan lidah buaya. Ini bukan hanya untuk konsumsi pribadi, tetapi juga sebagai bank genetik alami yang menjaga keberagaman hayati tanaman obat.
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga plasma nutfah adalah bentuk pertahanan terhadap hilangnya keanekaragaman hayati yang sangat krusial bagi ketahanan pangan dan pengembangan obat-obatan di masa depan.
Dampak pada Kehidupan Masyarakat yang Sehat
Kearifan lokal dalam menjaga alam dan plasma nutfah memiliki dampak langsung pada kehidupan masyarakat yang sehat. Lingkungan yang terjaga bersih dari polusi, air yang jernih, dan tanah yang subur menghasilkan sumber pangan yang sehat. Ketersediaan plasma nutfah tanaman obat juga memberikan alternatif pengobatan alami dan meningkatkan akses masyarakat terhadap kesehatan.
Indikator Kehidupan Sehat:
Pangan Lokal: Dengan menjaga varietas tanaman pangan lokal, masyarakat memiliki akses terhadap makanan yang segar, bergizi, dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Udara dan Air Bersih: Tradisi menjaga hutan dan sumber mata air memastikan ketersediaan udara dan air bersih, yang merupakan fondasi kesehatan komunitas.
Kesehatan Holistik: Kehidupan yang selaras dengan alam juga mempromosikan kesehatan mental dan spiritual, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Masa Depan yang Berakar pada Tradisi
Kearifan lokal Jawa dalam menjaga kelestarian alam dan plasma nutfah adalah harta karun yang tak ternilai. Di tengah tantangan modernisasi dan perubahan iklim, praktik-praktik tradisional ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana manusia dapat hidup harmonis dengan lingkungannya. Dengan terus menggali, mendokumentasikan, dan mengadaptasi kearifan ini, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membangun fondasi bagi kehidupan masyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan. Ini adalah bukti bahwa masa depan yang cerah berakar kuat pada penghargaan terhadap tradisi, adat istiadat, budaya dan alam semesta.